Tuesday, May 25, 2010

Sebentuk cincin sebagai tanda..

Hari-hari berlalu yang dilewati seakan sudah bertahun lamanya namun yang perlu diakui ialah ianya baru beberapa minggu lalu . Berita itu aku sambut dengan hati yang di usahakan uuntuk berlapang dada . Benar , aku berusaha untuk berlapang dada .. Terkadang terasa nusrah Ilahi begitu hampir saat kita berada benar-benar di tepi tebing ,tunggu saat untuk menjunam jatuh ke dalam gaung... Maha Suci Allah yang mengangkat aku , meletakkan aku kembali di jalan tarbiyyah dan terus memimpin untuk ku melangkah dengan tabah.
Aku hanya seorang Insyirah. Tiada kelebihan yang istimewa ,tidak juga punya apa-apa yang menonjol . Jalan ku jua dua kaki ,lihat ku jua menggunakan mata . Semua anggota ku semuanya adalah pinjaman .
Aku hanyalah seorang Insyirah yang sedang menggembara di bumi Allah , jalanku jua sama kelak ..... negeri Barzakh ...

Sejak dari hari istimewa hari itu ,ramai sahabiah memuji wajahku berseri dan mereka juga yakin aku juga sudah di khitbah apabila melihat dikedua tanganku memakai cincin di jari manis . Aku hanya tersenyum ,tidak mengiyakan mahupun menidakkan . Diamku bukan untuk membuka persoalan-persoalan ,tapi aku belum mampu memperkenalkan insan itu .

Ibu bertanya soalan dan aku cuba yang terbaik menjawab dengan penuh kesopanan dan lemah lembut..

"Hari menikah nanti nak pakai baju warna apa?"

"Warna putih bu , suci, bersih ...."

"InsyaAllah ibu akan cuba usahakan dalam masa yang terdekat ni "

" 4 meter sudah cukup ibu untuk sepasang jubah , jangan berlebihan "

Ibu angguk perlahan .

Beberapa hari ini aku meyelak helaian demi helaian naskah yang begitu menyentuh hatiku... sebagai hamba Allah ... Malam pertama sukar sekali untuk aku ungkapkan perasaan , namun biarlah Allah yang menetapkan tarikhnya kerana aku akan sabar menanti hari bahagiaku .

Sejak dari hari pertunangan itu aku semakin banyak mengulang Al=Quran . Aku mahu sebelum tibanya hari bahagia aku sudah khatam Al-Quran .. setidak-tidaknya hatiku akan tenang dengan kalamullah yang meresap ke dalam darah yang mengalir di dalam tubuh . Mahu pecah hati ini menanti saat itu .Rupanya begini perasaan orang yang mendahului .

"Kak Insyirah siapa tunang akak tu ? "

" InsyaAllah ,'dia' tiada rupa .Tapi dia mendekatkan akak pada Allah . "

"Jangan lupa jemput ana di hari menikahnya nanti . "

Aku hanya mampu tersenyum..Itu yang hanya mampu aku zahirkan . Sahabiah menyangka aku berbahagia apabila sudah dikhitbahkan oleh 'dia' . Mereka merasa kehilnganku apabila banyak masaku bersama kalamullah tidak lain tidak bukan kerana aku ingin mencapai ketenangan apabila tibanya waktu itu nanti .

"Bila ent akan menikah ? "

Aku tiada jawapan khusus .

" Insya Allah bila masanya ent akan tahu ..." Aku masih menyimpan tarikh keramat itu .

" Jemput ana tau ... " Jamilah tersenyum riang .

" Kalau ent tak datang pun ana tak berkecil hati " .Aku pun tidak pasti di manakah pernikahan aku itu akan berlangsung . Diam dan terus berdiam membuatkan ramai yang berkecil hati .

" Kalian pasti akan tahu bila tiba waktunya nanti ."

Rahsiaku adalah rahsia Allah .Untung aku di khitbahkan dahulu tak seperti orang lain terus menikah . Bolehlah aku menyediakan baju yang hendak di pakai sewaktu pernikahan aku nanti " ..dan sempat lagi aku berpesan pada ibu .....

" Usah berlebihan ya bu "

Ibu angguk perlahan dan terus berlalu.

"Insyirah , jom makan ! "

Aku hanya tersenyum . Sejak akhir-akhir ini aku begitu murah denagn senyuman .

" Tafadhal ana puasa "

Sahabiah juga semakin galak mengusik

"Wah Insyirah , dah diet sekarang ? Maklumlah hari bahagia dah makin hampir..."

" Bukan diet tapi mahu mengosongkan perut "
................................................................................................

" Innalillahi wa innailaihirajiun ... "

" Tenangnya, subhanallah . Allahuakbar ."

" Moga Allah memberkatinya .... "

Allah ,itu suara sahabat-sahabat seperjuanganku yang sedang bercakap dengan ibu .

Akhirnya aku selamat dinikahkan . Alhamdulillah.. Sahabat sahabiah ramai yang datang di walimahku walaupun aku tidak menjemput sendiri .

Dalam sedar dan tidak sedar..

Hampir setiap malam menjelang pernikahan ku sentiasa ada suara sayu yang menangis di hening malam , dalam sujud.... sayup-sayup hatinya merintih .Air matanya mengalir deras , hanya Allah yang tahu .

Akhirnya Jamilah bertanya kepada ibu beberapa hari kemudian .

" Insyirah bertunang dengan sipa mak cik ? "

Ibu tenang menjawab , " Dengan kematian wahai anakku .Kanser tulang yang pada mulanya hanya pada tulang belakang telah merebak pada tangan , kaki ,dan otaknya .Kata doktor Insyirah hanya punya beberapa minggu sahaja sebelum kansernya membunuh .

" Allahuakbar ..." , terduduk Jamilah mendengar cerita yang sebenarnya . Air mata tidak mampu ditahan lagi .

" Buku yang sering di bacanya , malam pertama ...... "

Ibu angguk tersenyum lembut , " nah nak ini bukunya" senaskah buku bertukar tangan . Buku karangan Dr 'Aidh Abdullah Al Qarni tertera tajuk 'Malam Pertama Di Alam Kubur '.

" Ya Allah patutulah Insyirah selalu menangis mak cik . Jamilah tak tahu mak cik " .

" Dan sejak dari hari di 'khitbah ' lagi Insyirah selalu berpuasa . Katanya mahu mengosongkan perut .Senang waktu di mandikan .

Jamilah masih kaku . Tiada suara yang terlontar .Matanya masih kaku memandang diari pemberian ibu yang bertukar tangan .

" Satu cincin ini aku pakaikan sebagai tanda aku telah dirisik oleh MAUT .Dan satu cincin lagi tanda aku telah bernikah dengan MAUT . Dan aku sabar menanti tarikh tibanya hari tersebut . Aku tahu ibu akan tenang menerimanya ,baginya anak adalah pinjaman dari Allah yang perlu dipulangkan pada Allah apabila di minta .

* Ianya bukan kisah ana ( Insyirah ) tetapi kisah kita semua *




















No comments:

Post a Comment