Sejak dari hari istimewa hari itu ,ramai sahabiah memuji wajahku berseri dan mereka juga yakin aku juga sudah di khitbah apabila melihat dikedua tanganku memakai cincin di jari manis . Aku hanya tersenyum ,tidak mengiyakan mahupun menidakkan . Diamku bukan untuk membuka persoalan-persoalan ,tapi aku belum mampu memperkenalkan insan itu .
Ibu bertanya soalan dan aku cuba yang terbaik menjawab dengan penuh kesopanan dan lemah lembut..
"Hari menikah nanti nak pakai baju warna apa?"
"Warna putih bu , suci, bersih ...."
"InsyaAllah ibu akan cuba usahakan dalam masa yang terdekat ni "
" 4 meter sudah cukup ibu untuk sepasang jubah , jangan berlebihan "
Ibu angguk perlahan .
Beberapa hari ini aku meyelak helaian demi helaian naskah yang begitu menyentuh hatiku... sebagai hamba Allah ... Malam pertama sukar sekali untuk aku ungkapkan perasaan , namun biarlah Allah yang menetapkan tarikhnya kerana aku akan sabar menanti hari bahagiaku .
Sejak dari hari pertunangan itu aku semakin banyak mengulang Al=Quran . Aku mahu sebelum tibanya hari bahagia aku sudah khatam Al-Quran .. setidak-tidaknya hatiku akan tenang dengan kalamullah yang meresap ke dalam darah yang mengalir di dalam tubuh . Mahu pecah hati ini menanti saat itu .Rupanya begini perasaan orang yang mendahului .
"Kak Insyirah siapa tunang akak tu ? "
" InsyaAllah ,'dia' tiada rupa .Tapi dia mendekatkan akak pada Allah . "
"Jangan lupa jemput ana di hari menikahnya nanti . "
Aku hanya mampu tersenyum..Itu yang hanya mampu aku zahirkan . Sahabiah menyangka aku berbahagia apabila sudah dikhitbahkan oleh 'dia' . Mereka merasa kehilnganku apabila banyak masaku bersama kalamullah tidak lain tidak bukan kerana aku ingin mencapai ketenangan apabila tibanya waktu itu nanti .
"Bila ent akan menikah ? "
Aku tiada jawapan khusus .
" Insya Allah bila masanya ent akan tahu ..." Aku masih menyimpan tarikh keramat itu .
" Jemput ana tau ... " Jamilah tersenyum riang .
" Kalau ent tak datang pun ana tak berkecil hati " .Aku pun tidak pasti di manakah pernikahan aku itu akan berlangsung . Diam dan terus berdiam membuatkan ramai yang berkecil hati .
" Kalian pasti akan tahu bila tiba waktunya nanti ."
Rahsiaku adalah rahsia Allah .Untung aku di khitbahkan dahulu tak seperti orang lain terus menikah . Bolehlah aku menyediakan baju yang hendak di pakai sewaktu pernikahan aku nanti " ..dan sempat lagi aku berpesan pada ibu .....
" Usah berlebihan ya bu "
Ibu angguk perlahan dan terus berlalu.
"Insyirah , jom makan ! "
Aku hanya tersenyum . Sejak akhir-akhir ini aku begitu murah denagn senyuman .
" Tafadhal ana puasa "
Sahabiah juga semakin galak mengusik
"Wah Insyirah , dah diet sekarang ? Maklumlah hari bahagia dah makin hampir..."
" Bukan diet tapi mahu mengosongkan perut "
................................................................................................
" Innalillahi wa innailaihirajiun ... "
" Tenangnya, subhanallah . Allahuakbar ."
" Moga Allah memberkatinya .... "
Allah ,itu suara sahabat-sahabat seperjuanganku yang sedang bercakap dengan ibu .
Akhirnya aku selamat dinikahkan . Alhamdulillah.. Sahabat sahabiah ramai yang datang di walimahku walaupun aku tidak menjemput sendiri .
Dalam sedar dan tidak sedar..
Hampir setiap malam menjelang pernikahan ku sentiasa ada suara sayu yang menangis di hening malam , dalam sujud.... sayup-sayup hatinya merintih .Air matanya mengalir deras , hanya Allah yang tahu .
Akhirnya Jamilah bertanya kepada ibu beberapa hari kemudian .
" Insyirah bertunang dengan sipa mak cik ? "
Ibu tenang menjawab , " Dengan kematian wahai anakku .Kanser tulang yang pada mulanya hanya pada tulang belakang telah merebak pada tangan , kaki ,dan otaknya .Kata doktor Insyirah hanya punya beberapa minggu sahaja sebelum kansernya membunuh .
" Allahuakbar ..." , terduduk Jamilah mendengar cerita yang sebenarnya . Air mata tidak mampu ditahan lagi .
" Buku yang sering di bacanya , malam pertama ...... "
Ibu angguk tersenyum lembut , " nah nak ini bukunya" senaskah buku bertukar tangan . Buku karangan Dr 'Aidh Abdullah Al Qarni tertera tajuk 'Malam Pertama Di Alam Kubur '.
" Ya Allah patutulah Insyirah selalu menangis mak cik . Jamilah tak tahu mak cik " .
" Dan sejak dari hari di 'khitbah ' lagi Insyirah selalu berpuasa . Katanya mahu mengosongkan perut .Senang waktu di mandikan .
Jamilah masih kaku . Tiada suara yang terlontar .Matanya masih kaku memandang diari pemberian ibu yang bertukar tangan .
" Satu cincin ini aku pakaikan sebagai tanda aku telah dirisik oleh MAUT .Dan satu cincin lagi tanda aku telah bernikah dengan MAUT . Dan aku sabar menanti tarikh tibanya hari tersebut . Aku tahu ibu akan tenang menerimanya ,baginya anak adalah pinjaman dari Allah yang perlu dipulangkan pada Allah apabila di minta .
* Ianya bukan kisah ana ( Insyirah ) tetapi kisah kita semua *
No comments:
Post a Comment